Friday, June 22, 2012

Tugas dan Fungsi Guru Bagi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya.
Setiap guru profesional menguasai pengetahuan yang mendalam dalam spesialisnya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang penting di  samping keterampilan-keterampilan lain. Guru profesional selain menguasi seluk-beluk pendidkan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainya, guru juga dibekali pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan sesuai dengan profesinya.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    TUGAS GURU DAN FUNGSI GURU

Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
1.      Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.
Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
2.       Guru Sebagai Pengajar
Di dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan teknologi, sehinga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan jaman.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hal itu dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar melalui internet dengan tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio dan surat kabar yang setiap saat hadir di hadapan kita.
Derasnya arus informasi, serta cepatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas guru sebagai pengajar. Masihkah guru diperlukan mengajar di depan kelas seorang diri ?, menginformasikan, menerangkan dan menjelaskan. Untuk itu guru harus senantiasa mengembangkan profesinya secara profesional, sehingga tugas dan peran guru sebagai pengajar masih tetap diperlukan sepanjang hayat.
3.      Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Sebagai pembimbing semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik. Guru memiliki hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
4.      Guru Sebagai Pengarah
Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai pengarah guru harus mampu mengarkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya.
Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
5.      Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.
Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
6.      Guru Sebagai Penilai
Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memadai. Guru harus memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.

B.     PROFESIONALISME GURU

Profesionalisme berakar pada kata profesi yang berarti pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, profesionalisme itu sendiri dapat berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesionalisme guru dapat berarti guru yang profesional.
Berdasarkan pengertian daripada guru profesional tersebut dapat dikatakan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruanya sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.

Untuk menjadi profesional seorang guru di tuntut memiliki minimal 5 hal sebagai berikut:
1.      Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya;
2.      Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajarqan yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik;
3.      Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi,
4.      Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya,
5.      Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya (Supriadi 1998)

Seorang guru selain memiliki pengetahuan atau wawasan mengenai pendidikan juga harus dibekali dengan persyaratan tentang profesionalisnya itu, mengenbai persayaratan guru tersebut meliputi:
a.        Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam tidak mungkin mendidika anak didik bertakwa kepada Allah SWT, jika guru sendiri tidak bertakea kepadanya. Sebaliknya guru adalah teladan bagi anak didiknya.
b.        Sehat jasmani
Kesehatan jasmanikerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka untuk menjadi guru.
c.        Berkelakuan baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik, guru harus menjadi tauladan bagi siswa didiknya karena anak-anak cebderung bersifat meniru



















BAB III
PENUTUP

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengem-bangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Setiap guru profesional menguasai pengetahuan yang mendalam dalam spesialisnya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang penting di  samping keterampilan/keterampilan lain. Guru profesional selain menguasi seluk-beluk pendidkan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainya, guru juga dibekali pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan sesuai dengan profesinya.
Betapun tingginya kemampuan seseorang guru, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi, sebaliknya betapun tingginya motivasi kerja seseorang guru ia tidak akan sempurna dalam menyelesaikan tugas-tugasnya bilamana tidak didukung oleh kemampuanya.








DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Posdakarya.
Suparlan, 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.

Pengertian Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu



Robert Ackermann: Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.
Lewis White Beck: Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan .
Cornelius Benjamin: Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, praanggapan-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual.
May Brodbeck: Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.

Beberapa pihak menawarkan empat pandangan untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu:
Pandangan pertama mengemukakan filsafat ilmu adalah perumusan pandangan dunia yang konsisten dengan, dan pada beberapa pengertian didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting.
Pandangan kedua mengemukakan filsafat ilmu adalah pemaparan (exposition) dugaan (presupposition) dan kecenderungan (predisposition) para ilmuan.
Pandangan ketiga mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin; dalam disiplin ini konsep dan teori tentang ilmu di analisis dan diklasifikasikan.
Pandangan keempat mengtemukakan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu payokan tingkat kedua (second order criiteology).

Thursday, June 16, 2011

Anak Manja

Dimana-mana aku melihat orang dipenuhi dengan kemanjaan. bahkan ketika melihat seorang pemimpin pun begitu. entah yang salah siapa, orang tuanya ataukah si anak. tapi, bila dilihat pada diri kita, tak bisa dipungkiri lagi bahwa kita masih terus membutuhkan rasa manja dari orang tua atau pun dari orang-orang disekitar kita. dan itu sudah menjadi kebutuhan jiwa setiap manusia.

Friday, May 20, 2011

Kalimat Umum dan Khusus

Kalimat umum adalah kalimat yang di terangkan. Kalimat umum juga bisa disebut kalimat topik atau pikiran utama yang ada dalam paragraf. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterikatan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf terdiri dari beberapa kalimat, mungkin terdiri atas dari dua buah kalimat, mungkin juga terdiri dari dua buah kalimat lebih. Bahkan kita sering menjumpai paragraf yang terdiri atas lima buah kalimat lebih yang setiap paragraf tersebut akan kita temukan kalimat umumnya.
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Urutan logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat-kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan. Penyusunan kalimat-kalimat yang logis dan terpadu dapat dapat membentuk kalimat umumatau pikiran utama dalam paragraf tersebut.
Kalimat khusus adalah kalimat yang menerangkan. Dalam penyusunannya kalimat khusus terdiri atas kalimat-kalimat yang mendetail atau menjelaskan. Kalimat khusus akan selalu mengikuti kalimat umum sebagai kalimat yang menerangkan dalam sebuah paragraf.

Tuesday, May 10, 2011

Kunci Sukses Belajar

Belajar  merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Dengan ilmu kehidupan menjadi terarah. Maka sebagai manusia kita hendaknya tidak berhenti dalam belajar. Karena, hanya kematian saja yang menghentikan.
Dalam belajar hal utama dan awal yang harus di miliki bagi setiap pelajar adalah ilmu tingkah laku. Ilmu inilah yang wajib dimiliki sebelum kita melangkah lebih jauh lagi.
Ilmu tingkah laku adalah pengetahuan yang didalamnya mengajarkan tentang berbagai macam cara kita untuk berperilaku yang baik. 
Salah satu keberhasilan pelajar dalam menuntut ilmu sangat di pengaruhi oleh cara dia dalam berkelakuan, baik kepada guru maupun lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya menyadari akan hal tersebut. Ia harus memberikan ilmu tingkah laku itu pada awal kepada muridnya agar tidak sia-sia dalam belajar. Selain itu, peran orang tua dan lingkungan dimana murid tinggal pun sangat berpengaruh.
Ilmu tingkah laku ini penerapannya tergantung pada lingkungan. Maksudnya, di setiap daerah tentunya memiliki adat yang berbeda. Hal ini pulalah yang menuntut kita untuk menyesuaikan diri dengan adat tersebut. Tapi, pada intinya ilmu tingkah laku itu sama. Hanya saja dengan cara penyampian yang berbeda.
Jika dikaitkan dengan sekolah sekarang ini, sudah tentu sangat memprihtinkan. Dan, bisa dibilang pendidikan ini gagal karena tidak diterapkannya Ilmu tingkah laku. Banyak sekali kekerasan-kekerasan yang terjadi di sekolah. Bahkan, ada murid yang tega membunuh gurunya sendiri.
Dari uraian diatas, dapat ditarik makna bahwa Ilmu Tingkah Laku merupakan kunci sukses belajar.